Sejarah internet
Internet bermula dari adanya kebutuhan dari fihak militer di Amerika Serikat (AS) akan suatu sistem komunikasi elektronik yang handal yang dapat menjamin komunikasi tetap berjalan meskipun dalam keadaan perang. Sistem ini pertama kali dipergunakan oleh Departemen Pertahanan AS pada tahun 1969 dengan nama ARPANET, merupakan suatu sistem komunikasi multi-jaringan (multi-network communication system) yang di-desain khusus untuk keperluan militer.
Karena multi-jaringan, maka apabila salah satu atau beberapa jaringan tidak berfungsi baik karena rusak, hancur atau macet karena terlalu banyak pengguna (crowded), jaringan lain masih bisa melayani. Jadi ibaratnya kita naik mobil dari Blok M mau ke Monas, biasanya kita menggunakan rute Sudirman, Thamrin dan Jl Merdeka. Kalau kebetulan Sudirman macet, maka sistem akan mengalihkan ke Kuningan, atau Tebet atau Grogol atau jalur lain yang masih kosong.
Pada awal tahun 80-an sitem ini mulai dikembangkan untuk melayani komunikasi bagi fihak-fihak non-militer seperti lembaga riset, universitas, dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya. Pada tahun 1983 ARPANET dipecah menjadi dua jaringan : MILNET, yang khusus melayani keperluan militer dan ARPANET yang melayani non-militer dan sampai sekarang lebih dikenal dengan nama internet (inter-network).
Didalam perkembangannya internet tidak hanya sekedar alat komunikasi, tetapi menjadi bank data yang menyediakan informasi mengenai apa saja dari seluruh penjujru dunia, yang dapat dilihat, dibaca, di-kopi, disimpan atau dikirim kepada yang memerlukan oleh siapa saja yang mempunyai akses internet.
Tidak berkelebihan kalau dikatakan dengan penggunaan internet telah terjadi revolusi komunikasi. Di negara-negara maju sebagian besar kegiatan bisnis, rumah tangga maupun perorangan dapat dilakukan dengan media internet. Membaca berita, mengumpulkan informasi, mencari referensi, melakukan transaksi keuangan (bank), berbelanja, pesan ticket, booking hotel, membayar tagihan-tagihan, mengirim
Fenomena yang sama juga sudah mulai terjadi di
Apa yang diperlukan untuk berinternet ria
Pertama-tama jelas kita harus mempunyai perangkat komputer, bisa yang desktop atau laptop, yang dilengkapi dengan fasilitas modem agar komputer kita dapat tersambung dengan jaringan telpon. Komputer-komputer keluaran pertengahan 90-an umumnya sudah dilengkapi modem.
Setelah peralatan siap, kita harus mendaftar ke perusahaan jasa internet (provider) seperti cbn.net atau radnet, karena perusahaan-perusahaan ini yang akan menghubungkan komputer kita dengan jaringan internet di seluruh dunia. Untuk jasa yang diberikan provider memungut biaya langganan antara Rp200 ribu sampai Rp500 ribu per bulan ditambah biaya pulsa kalau pemakaian internet kita melebihi kuota yang diperjanjikan.
Dari provider kita akan memperoleh identitas pengguna (User ID) yang gunanya untuk meng-akses internet. Disamping itu kita juga bisa membuat alamat
Cara ini adalah cara yang mahal dan umumnya penggunanya kantor-kantor, perusahaan, sekolah atau mereka yang pekerjaannya memerlukan waktu berjam-jam tersambung dengan fasilitas internet.
Caranya ? Kita harus memasang aplikasi Telkomnet di komputer kita agar bisa tersambung ke jaringannya Telkom. Untuk lebih jelasnya silahkan menanyakan ke pak Koyo yang baru saja memasang Telkomnet di komputernya.
Di Jakarta, juga mungkin di kota-kota besar lain, cukup banyak restoran, rumah sakit atau hotel yang menyediakan fasilitas hot-spot, yang memungkinkan pelanggan melakukan kegiatan internet tanpa sambungan kabel (wireless). Untuk itu laptop kita harus dilengkapi alat yang namanya Wi-fi. Laptop keluaran terbaru rata-rata sudah dipasangi alat ini.
Jadi sambil makan-makan dengan rekan bisnis, kita bisa menghubungi kantor untuk minta dikirimi informasi yang diperlukan tentang perusahaan kita. Sekarang, seiring dengan kemajuan tehnologi, telpon genggam merk-merk tertentu mempunyai fasilitas internet.
Bagaimana kalau tidak punya telpon atau komputer ?
Bagi yang tidak mempunyai telpon atau komputer tidak usah khawatir, karena kita bisa menggunakan jasa warung internet (warnet). Warnet menyewakan komputer dengan fasilitas internet yang memungkinkan kita melakukan penjelajahan (browsing) di dunia maya atau melakukan komunikasi elektronik dengan tarif sewa sekitar Rp5000 per jam.
Dulu sebelum Warta Pamitran(WP) mempunyai e-mail sendiri, kalau mengirim naskah selalu saya alamatkan ke e-mailnya Agung, putranya pak Koyo. Kemudian saya kirim SMS ke pak Koyo memberitahukan supaya kiriman naskah saya diambil di warnet terdekat. Jadi walaupun tidak mempunyai komputer tidak ada salahnya membuat alamat e-mail untuk keperluan komunikasi via internet.
Tentang alamat e-mail
Fungsi dari alamat email (e-mail address) adalah seperti kotak
Sebagai contoh, kalau kita berlangganan cbn.net maka alamat e-mail kita akan tertulis : roes_haryanto@cbn.net.id. Namun perlu diingat bahwa tidak semua provider terhubung dengan fasilitas mail box secara global. Apabila demikian halnya maka kalau kita kebetulan di luar daerah atau di luar negri tidak akan bisa membuka mail box kita.
Untuk mengatasi hal ini kita harus memilih provider yang mempunyai fasilitas mail box global atau kita membuat alamat e-mail yang dikelola oleh jaringan email global seperti yahoo.com. Yahoo adalah perusahaan jasa internet kelas dunia yang salah satu produknya menyediakan pelayanan email kepada siapa saja tanpa bayar alias gratis.
Sebagai ilustrasi, alamat email WP adalah wp_sukoyo@yahoo.com. Ini berarti kalau kebetulan pak Koyo sedang jalan-jalan ke luar negri, maka diamana saja pak Koyo berada setiap waktu bisa membuka kotak e-mailnya, membacanya, kemudian memberikan petunjuk-petunjuk kepada anggota redaksi lainnya di tanah air.
Salah satu kelebihan Telkomnet adalah disamping murah, kita terpaksa menggunakan alamat e-mail semacam yahoo.com karena Telkomnet tidak mengelola fasilitas kotak
Akhirnya saya ucapkan selamat kepada WP yang telah memasuki era internet dan kepada anggota Pamitran lainnya saya ucapkan selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar