Begitu lulus dari fakultas ekonomi Undip tahun 1972, saya ikut-ikutan teman-teman yang lain ke
Ketika membaca iklan sebuah bank pemerintah mencari tenaga untuk dididik menjadi calon pimpinan, maka tanpa menunggu-nunggu lagi kami beramai-ramai langsung mendaftar. Yang saya maksud beramai-ramai adalah dengan teman-teman sekantor seperti : Bambang Priyanto(terakhir Kaur Diklat), Suharto (sekarang pensiun di Jogya), Katiyo, Purwanto, Witono. Seluruh proses dari melamar sampai diterima memakan waktu 4 bulan. Saya tidak perlu mencuri-curi waktu untuk mengikuti test-test di BRI. Pak Mulyadi, manajer saya, sangat penuh pengertian memberi saya kelonggaran untuk meninggalkan kantor untuk mengikuti seleksi di BRI. Terima kasih pak Mul. Alhamdulillah, pada pertengahan Nopember 72, kami menerima pemberitahuan bahwa kami diterima sebagai calon staf di BRI.
Pada waktu itu seluruh proses seleksi dan penerimaan tenaga sarjana sepenuhnya diserahkan ke Bagian Pendidikan, yang merupakan bagian dari Biro Personalia KP BRI. Pada waktu yang sama sebetulnya saya juga dalam proses seleksi di Bank EXIM. Saya masih ingat waktu wawancara terakhir, pak Oemarjudi, Kabag Pendidikannya, bertanya: “Sdr Roes Haryanto mengapa memilih di BRI bukan di EXIM?”.
Saya jawab: “Pak, pokoknya saya kepengin sekali kerja di daerah, nampaknya saya kurang cocok dengan iklim kerja di
Saya diterima di BRI sebagai siswa Kursus Calon Wakil Kepala Kantor Cabang Angkatan I (SUSWAKAKANCA I). Satu angkatan 54 orang termasuk peserta dari dalam. Sekarang tinggal 43 orang, karena 11 teman-teman saya sudah mendahului dipanggil menghadap Allah Swt. Dari satu angkatan, 4 orang : Daddi Effendi, Djoko Suryoko Ruslan(alm), Rustam Dachlan dan saya sendiri, bisa mencapai posisi direktur. (Roes Haryanto –
Tidak ada komentar:
Posting Komentar