Selasa, 09 September 2008

Puasa yang khusuk

quran bismillah


Perintah untuk menjalankan puasa terdapat dalam Surat Al-Baqarah ayat 183 :
"Yaa ayyuhaladziina aamanuu kutiba alaikumus siyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min qablikum la allakum tataquun"

“ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa."

Dalam bulan Ramadhan ini sebagian besar rakyat Indonesia menjalankan ibadah puasa. Ada bermacam-macam motivasi orang beribadah. Umumnya kita berpuasa karena kita menyadari bahwa itu sebagai suatu kewajiban, seperti kewajiban sholat, zakat, atau haji. Tetapi ada juga orang yang melaksanakannya karena terpaksa. Kita ambil contoh sholat. Ada orang yang sholat karena terpaksa. Mengaku sebagai orang Musllim malu kalau tidak sholat. Jadi dia hanya sholat pada hari Jum'at saja atau kalau pas Lebaran, sholat Ied. Pada hari-hari lain dia tidak sholat, toh tidak ada yang tahu. Atau, ada yang sholat kalau lagi dirumah mertua karena takut sama mertua. Atau, anak-anak yang dipaksa sholat. Ada juga yang naik Haji karena malu, teman-teman sekantor, saudara-saudara sudah naik Haji semua. Ibadah yang dilakukan karena terpaksa pasti dirasakan berat sedkali, merupakan beban dan dijamin tidak khusuk.
Ada sebagian orang lain yang beribadah karena memang menyadari itu sebagai kewajiban, sebagaimana yang disyaratkan dalam rukun Islam. Karena sudah menyadari sebagai kewajiban maka rasanya enteng-enteng saja dalam melaksanakannya. Kalau lupa atau tidak sempat sholat ada rasa berdosa.
Namun sebetulnya yang lebih baik seharusnya kita menjalankan ibadah karena sudah merupakan suatu kebutuhan rohani. Bagi kelompok ini, melaksanakan sholat dirasakan sebagai sesuatu kegiatan yang dapat memberikan kenikmatan, kedamaian dan ketentraman jiwa. Ada sesuatu yang terasa kurang kalau waktu sholat tiba tapi kita tertunda-tunda melakukannya. Seperti orang yang biasa minum kopi tiap pagi, tapi sampai siang belum minum juga. Untuk orang-orang semacam ini, kalau sampai ketiduran padahal belum sempat sholat I'sa maka pada tengah malam serasa ada yang membangunkan untuk sholat I'sa. Ada yang pulang naik Haji kapok, tidak mau kesana lagi. Ini karena hajinya dijalankan dengan rasa terpaksa, jadi terasa berat. Sebaliknya ada yang setiap musim Haji selalu ingin lagi berangkat ke tanah suci, walaupun sudah naik haji berkali-kali

Puasa karena terpaksa
Begitu pula dalam ibadah puasa. Banyak yang berpuasa karena terpaksa. Sama seperti sholat, mengaku KTP-nya Islam kok nggak puasa, malu dong. Apalagi orang-orang dirumah, dikomplek, dan dikantor puasa semua. Bagaimana ciri-cirinya orang yang berpuasa karena terpaksa? Memang kita tidak boleh su'udon, hanya Allah Swt. yang mengetahui niat seseorang didalam menjalankan ibadah. Namun dari cara seseorang menyikapi datangnya bulan Ramadhan dapat sedikit terdekteksi. Orang-orang type ini sangat sedih kalau Ramadhan tiba, dan senang sekali kalau Lebaran sudah semakin dekat. Sehari menjelang puasa bisasanya akan pesta, makan-makan sepuasnya, seolah-olah esok hari the end of the world dimana tidak akan ada makanan sama sekali. Jam-jam menunggu datangnya bedug Maghrib diisi dengan membayangkan apa yang akan dimakan nanti. Bahkan sejak jam 2 siang sudah mulai mengumpulkan makanan yang akan digunakan untuk berbuka. Begitu terdengar adzan Maghrib langsung menyerbu meja makan, semuanya dilahap habis, balas dendam karena merasa telah kelaparan seharian.
Di Indonesia nampaknya yang banyak kelompok ini. Ini terbukti dalam bulan Ramadhan pengeluaran untuk bahan makanan meningkat drastis. Harga-harga kebutuhan pokok dan makanan melambung tinggi, angka inflasi naik. Secara teori seharusnya konsumsi makanan berkurang karena kita seharian mengurangi makan. Yang terjadi justru sebailknya, konsumsi makanan meningkat baik dari segi kuantitas maupun jenisnya. Makanan-makanan yang dibulan-bulan lain sulit dijumpai, dibulan puasa ini ada semua.
Ungkapan "Marhaban ya Ramadhan" hanya berlaku untuk orang-orang yang merindukan datangnya bulan Ramadhan. Orang-orang beriman yang menunggu-nunggu datangnya bulan suci ini, dan menangis ketika akan ditinggalkan Ramadhan.

Agar lebih khusuk puasanya

Beberapa tahun terakhir ini saya hampir tidak pernah memenuhi undangan berbuka puasa. Saya takut tidak bisa khusuk lagi dalam menjalankan ibadah puasa. Undangan berbuka puasa, khususnya kalau kantor yang menyelenggarakan, selalu dipenuhi berbagai macam makanan yang lezat-lezat. Ketika menunggu buka saya tidak bisa mencegah pikiran saya untuk tidak memikirkan makanan yang lezat-lezat tersebut. Bahkan sejak berangkat dari rumahpun yang kebayang hanya makanan saja.
Dirumah saya juga tidak pernah minta dimasakkan menu khusus untuk buka. Tidak ada perubahan menu, atau tambahan snack selama bulan Ramadhan. Apapun yang dimasakkan istri saya, saya makan dengan senang dan ikhlas. Apakah rasanya terlalu asin, kemanisan, atau terlalu asem, tidak pernah saya menegornya. Khiusus dibulan suci ini saya tidak ingin ibadah saya terganggu hanya karena soal makanan. Walaupun perut tersa lapar, tenggorokan terasa haus, saya berusaha untuk tidak memikirkan makanan sama sekali. Saya merasa dengan cara ini saya dapat lebih khusuk dalam menjalankan ibadah puasa.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Pak Roesharyanto,
Dengan makan sederhana, tak berbeda dengan makan sehari-hari, membuat kita merasakan kekhusukan puasa Ramadhan. Semoga bulan puasa ini puasa kita berjalan lancar, dan amal ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah swt. Amien. Selamat berpuasa untuk bapak dan keluarga, mohon maaf lahir dan batin....

(Pak, saya Enny Dyah R. mantan anak buah bapak......senang sekali dapat menemukan blog bapak ini)

Papah Doni mengatakan...

Halo Eny apa kabar, rupanya sudah lama ngeblog ya. Format blognya juga bagus sekali. Saya sih baru belajar jagi masih primitif. Kapan2 saya belajar caranya buat blog. Apa kegiatan sekarang?Apa ada email address? terima kasih

utaminingtyazzzz mengatakan...

saya masih belajar bagaimana puasa yang khusyuk, Pak.
terutama dalam hal menahan emosi

Anonim mengatakan...

Salam kenal Pak Roes, tadi barusan saya nanya ke atasan saya, beliau mengatakan kalo Bapak adalah mantan Direktur SDM.. ah, senang sekali bisa membaca tulisan Bapak.
Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga ibadahnya lancar dan kita semua diberi rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Amin.